Crankshaft bekerja merubah gerak naik turun piston menjadi gerak putar. Tekanan  pembakaran sangatlah besar, dengan demikian crankshaft menahan tekanan yang sangat besar dari ledakan pembakaran tersebut. Akibatnya crankshaft dapat bengkok. Selain bengkok crankshaft juga dapat mengalami keausan, sebab crankshaft juga berputar. Keausan terjadi pada bagian crank journal dan crank pin dari crank shaft. Crank journal adalah bagian dari crankshaft yang bertumpu pada blok silinder. Sedangkan crank pin adalah bagian dari crankshaft yang berhubungan dengan conecting rod (stang seher). Jadi pemeriksaan keselurahan dari crankshaft adalah pemeriksaan kebengkokkan dan pemeriksaan keausan.

Pemeriksaan kebengkokkan crankshaft:

  1. Tempatkan crankshaft pada V blok seperti gambar
    Pemeriksaan kebengkokkan crankshaft:


  2. Letakkan atau pasang dial gauge di tengah – tengah crankshaft yaitu bagian dari crank journal yang paling tengah.
  3. Putar crankshaft perlahan – lahan hingga 1 putaran 360 derajat. Sambil membaca hasil pengukuran pada dial gauge.
  4. Bandingkan hasil pengukuran di dial gauge dengan batas kebengkokan yang diizinkan. Sebagai contoh saya ambil dari sebuah merk kendaraan dengan batas kebengkokkan 0,03mm.
  5. Jika pengukuran melebihi batas kebengkokkan yaitu 0,03 mm. Artinya crankshaft sudah terlalu bengkok. Cranshaft harus diganti. Jika tidak melebihi 0,03  mm, artinya crankshaft masih lurus atau tidak bengkok.

Pemeriksaan keausan crank pin

  1. Ukur diameter crankpin menggunakan micrometer.
  2. Catat hasil pengukuran untuk semua crank pin. Bila mesin 4 silinder artinya ada 4 crank pin.
  3. Bandingkan hasil pengukuran dengan batas servis untuk masing kendaraan  berbeda batas servisnya. Untuk kali saya gunakan contoh batas crank pin pada salah satu tipe kendaraan toyota yaitu :
    1. Standar  47,988 – 48,000 mm
    2.  0,25     = 47,738 -47,750 mm
    3. 0,50      = 47,488 – 47,500 mm
    4. 0,75      = 47,238 – 47,250 mm

Pemeriksaan keausan crank pin

Pemeriksaan keausan crank journal

  1. Ukur diameter crank journal menggunakan micrometer.
  2. Catat hasil pengukuran untuk semua crank journal. Untuk mesin 4 silinder memiliki 5 crankjournal.
  3. Bandingkan hasil pengukuran dengan batas servis. Sebagai contoh di bawah ini:
    1. Standar   = 49, 976 – 50,000 mm
    2. 0,25         = 49,733 – 49, 743  mm
    3. 0,50         = 49,483 – 49,493 mm

Berdasarkan hasil pengukuran crank journal dan crank pin maka dapat diketahui tingkat keausan pada bagian tersebut. Bila kondisi sebelumnya crank journal dan crankpin masih standar, maka range ukurannya adalah harus sesuai data di atas. Sebagai contoh bila ukuran : Crank pin = 49,950 mm dan crank journal 49,900. Maka crank pin dan crank journal sudah aus. Sebab batas servis untuk ukuran standar crank pin adalah 47,988 – 48,000 mm dan batas servis ukuran crank journal 49, 976 – 50,000 mm, jadi hasil ukuran lebih kecil dari batas servis atau sudah aus. Untuk ini cranskshaft harus diundersize / digerinda untuk diperkecil ukurannya. Selain itu metal crankshaft juga harus diganti sesuai dengan ukuran undersizenya.