R9 Misano...... jadi pilihan knalpot untuk si Koneng setelah terlibat accident yang artikelnya saya ulas disini. Tadinya hampir beli Daytona yang suaranya terdengar lebih bulat dan bold tapi saya kok kepincut dengan R9 Misano yang tampilannya lebih manis dan berkelir hitam seperti knalpot bawaan karena memang saya tidak suka yang mentereng.
Si Koneng sudah lumayan banyak modifikasinya untuk mendongkrak performa dan membawa saya commuting dengan BB 78 kg antara lain CVT set yang artikelnya ada disini, veloscope, accent wire, dan cyclone yang lain bisa di oprek-oprek di blog ini saja. Jadi yang belum diubah tinggal upgrade cc, piggy back, open looper
R9 Misano saya pasang sendiri di rumah, cukup memakan waktu lama karena leher knalpot R9 selalu bocor di bagian blok mesin. Rupanya ada bushing yang ketinggalan masih lengket di knalpot bawaan yang belum saya pasang di header R9 hehehe.
Test commuting selama beberapa hari didapatkan hasil sebagai berikut:
(+) Suara ketika mesin idle bulat dan relative halus meski desibel lebih tinggi dibanding knalpot bawaan
(+) Suara tetap bulat tidak pecah ketika top speed dan posisi RPM mentok. Suara nembak ada tapi jarang-jarang sekali itu juga nembak halus saja.
(+) Jadi jarang menggunakan klakson ketika over taking karena yang lain pada minggir dengar suara nya, malah klakson kalah kencang suaranya ketika sedang speeding
(+) Peningkatan desibel sangat signifikan dari RPM idle ke RPM 5,000 ke atas bisa dibilang bacot nya besar tapi ....
(-) Yang saya sesalkan adalah ngempos. Ya ngempos alias ini bacotnya gede tapi torsi kok malah tersunat dibanding knalpot bawaan. Bisa jadi ini karena back pressure terlalu terbuang loss jadi power nya hilang
Karena ada faktor ngempos tersebut dan saya tidak tahan lagi akhirnya saya beli DB killer untuk R9 Misano yang model mengotak ujungnya bukan yang oval serta pasangnya ada di pangkal slip on bukan di ujung knalpot, nah langsung cekidot apa hasilnya:
* Suara ketika mesin idle tetap bulat dan halus dan desibel nya sedikit lebih tinggi dari knalpot bawaan
* Suara tetap bulat tidak pecah ketika top speed dan posisi RPM mentok
* Dibandingkan sebelum pakai DB killer kira-kira suara nya sekarang sudah turun setengahnya jadi tidak bacot lagi dan malah jadi tambah sopan. Malah saya jadi kadang membunyikan klakson keong tidak seperti sebelum pasang DB killer
* Peningkatan desibel dari idle ke RPM 5,000 ke atas tidak terlalu signifikan tetap halus dan sopan
* Yang paling penting adalah ngemposnya hilang dan peningkatan torsi serta power lebih terasa
Setelah pasang DB killer ini saya jauh lebih happy dengan performance si Koneng meski saya kepikiran untuk membesarkan lubang-lubang yang ada di DB killer supaya suaranya lebih berisik sedikit for safety reason.
Konsumsi BBM dari yang awalnya 1: 35 - 36 sekarang lebih boros sedikit ke 1: 34.4 - 35.2 tapi worthed dengan new excitement nya. Tapi kalau jalan santai alias langsung tarik gas dan tahan dibawah 7,000 RPM bisa sampai 1 : 36.3 bensinnya malah lebih irit dari standar, mungkin karena sudah utak atik CVT juga kali ya
Konsumsi BBM dari yang awalnya 1: 35 - 36 sekarang lebih boros sedikit ke 1: 34.4 - 35.2 tapi worthed dengan new excitement nya. Tapi kalau jalan santai alias langsung tarik gas dan tahan dibawah 7,000 RPM bisa sampai 1 : 36.3 bensinnya malah lebih irit dari standar, mungkin karena sudah utak atik CVT juga kali ya
Semoga berguna......
Tidak ada komentar
Posting Komentar